Merokok di Jepang? Bawa Sendiri Asbakmu, Atau …

Reportase Maika-janesi Yoshinaga
Mahasiswa BIPA ISP di Malangkucecwara

JEPANG, negara yang sangat disiplin menjaga lingkungan dan kesehatan, salah satunya adalah regulasi tentang merokok. Pemerintah mengeluarkan kebijakan kepada para perokok yakni selain menambahkan pajak rokok, pemerintah berkampanye agar perokok membawa asbak portabel, asbak kecil yang bisa dibawa ke mana mana, dan adanya pemisahan area merokok di tempat umum.

Kampanye membawa asbak portabel untuk memberi peringatan kepada perokok agar selalu membawa asbak portabel, jadi mereka tidak membuang sisa rokok di jalan. Selain itu, meningkatkan kenyamanan antara perokok dan bukan perokok, pemerintah Jepang menyosialisasikan dengan cara membuat tayangan, pameran, poster dan lain-lain tentang asbak portabel.

Lalu, ketika kampanye, mereka juga membagikan gratis asbak portabel kepada perokok. Misalnya, kakek saya yang perokok diberikan asbak portabel oleh pemerintah Jepang. Asbak tersebut bergambar risiko merokok dan peringatan agar tidak membuang sisa rokok di luar tempat yang telah ditentukan.

Pemisahan area merokok biasanya dilakukan di toko-toko, stasiun, gedung, dan tempat umum lainnya. Hal itu membedakan tempat untuk khusus perokok dan bukan perokok.

Contoh, ada restoran di Jepang yang memiliki fasilitas dinding kaca atau beberapa sekat di satu area. Itu berarti, restoran tersebut memisahkan tempat untuk perokok dan bukan perokok. Keuntungannya adalah supaya orang-orang yang bukan perokok tidak terkena asap rokok.

Selain membuat ruangan khusus perokok dengan dinding kaca atau sekat, ada juga peralatan seperti tikar dan mesin penyerap asap. Kegiatan ini mulai dilaksanakan sejak tahun 1980-an. Sekarang, seluruh tempat umum di Jepang diwajibkan oleh pemerintah untuk memisahkan tempat untuk perokok dan bukan perokok.

Kini, kedua aksi tersebut terlihat berhasil di Jepang sebab hampir semua orang Jepang memahami peraturan tersebut dan menyadarinya.
Pemerintah Jepang menyebarkan informasi tentang regulasi tersebut dengan cara awalnya mengenalkan istilah bun-en atau pemisahan area merokok, kemudian isi dan aktivitas mengikuti dengan istilah tersebut.

Orang Jepang harus bangga dengan hasil kampanye tersebut. Ketika saya berkeliling di sekitar rumah, ternyata orang yang merokok seraya berjalan kaki memang berkurang dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

Dengan keadaan seperti itu, yang terpenting adalah perokok diwajibkan oleh pemerintah untuk menaati aturan, karena jika tidak dilaksanakan, perokok akan menjadi manja.

Bagaimana dengan Indonesia?

sumber: http://surabaya.tribunnews.com/2017/01/19/merokok-di-jepang-bawa-sendiri-asbakmu-atau

You may also like...