Beginilah Yogyakarta di Mata Mahasiswa Jepang

Gudeg kuliner khas Yogyakarta

Gudeg kuliner khas Yogyakarta

Reportase Maika-janesi Yoshinaga
Mahasiswa BIPA ISP Malangkucecwara

DAERAH daerah Istimewa di Jawa tengah yang mempunyai kerajaan kuno sejak zaman dulu adalah Yogyakarta. Kota sarat sejarah, bahkan pernah menjadi wakil ibu kota Indonesia. Oleh karena itu, Yogyakarta memiliki suasana Indonesia tempo dulu.

Umumnya wisatawan berkeliling di sekitar Malioboro yang merupakan jalan terkenal lengkap dengan pusat buah tangan di jantung Yogyakarta. Namun, sesuatu yang kuno tersebut tidak hanya di satu area tertentu saja. Tersebar dimana-mana berupa bangunan, kuliner, bahasa, pola hidup, dan cinderamata.

Yogyakarta menjadi pilihan saya yang ingin menikmati semua yang ada di sana. Saya ingin menemukan cara berkeliling di Yogyakarta dengan harga terjangkau dan tertantang menikmati kulinernya.

Kebetulan ada sopir dan mobil yang bisa menemani selama dua di kota gudeg ini. Menyenangkan, karena sopir tidak terlalu menuntut biaya turis, namun memberikan harga mahasiswa.

Kalau ada sesuatu yang berkesan positif, pasti juga ada yang negatif atau kekurangan dalam hidup ini. Nah, kenangan saya tentang Yogyakarta hampir semuanya asyik dan bisa dikatakan kenangan indah secara keseluruhan.

Akan tetapi, jika ada sesuatu yang agak dirasakan kurang itu adalah kesenjangan biaya antara wisatawan domestik dan pelancong mancanegara.
Kenapa? Kemungkinan situasi tersebut adalah adanya perbedaan nilai terhadap harga barang-barang di negara masing-masing atau ingin membedakan orang dengan biaya dan sebagainya.

Namun, perbedaan itu terlalu jauh sampai bisa dirasakan diskriminasi. Itulah satu-satunya pengalaman negatif yang saya rasakan selama berada di Yogyakarta.

Yang terakhir, sekadar saran demi wisatawan-wisatawan yang ingin bersenang-senang di Yogyakarta tanpa terkena masalah dengan uang, lebih baik berusaha menawar di manapun Anda berada.

Mulai dari penggunaan transportasi hingga membeli buah tangan, bahkan di warung pun harga masih dapat ditawar. Itu juga pasti menjadi salah satu kenangan yang sulit dilupakan jika melakukannya sendirian.

Sungguh, saya mengalami sesuatu yang indah dan sebaliknya. Akan tetapi, kenangan saya selama dua hari di Yogyakarta bisa dikatakan indah dan membahagiakan.

sumber: http://surabaya.tribunnews.com/2017/02/16/beginilah-yogyakarta-di-mata-mahasiswa-jepang

You may also like...